Senin, 01 April 2013

Sungai Bening Dangkal

Kita berdiri berhadapan tapi tak ada yang hendak mendekat. Terhalang sungai dangkal yang bening, yang penuh dengan bebatuan. Aku nyaman disini, dengan rumput hijau dan pepohonan rindang. Bunga-bunga selalu mekar, awan pun selalu meneduhkan. Angin semilir senantiasa menyejukkan, terkadang hujan memberi kesegaran.

Kamu tak pernah mengajakku kesana, apalagi datang kesini untuk menjemputku dan membawaku kesana. Kamu tau? Aku ingin melihatmu merayuku untuk mengajak ku kesana. Aku ingin tahu, apa kamu bisa membuatku luluh? Apa kamu punya kemampuan dan keberanian untuk itu?

Kata itu terucap sekali, tapi terus melekat dipikiranku. Kamu tak pernah bercerita tentang keadaan di seberang. Kamu juga tak pernah bertanya tentang keadaan disini. Aku pun tak ingin tahu dan tak ingin memberitahu. Mungkin sama, mungkin juga berbeda. Mungkin lebih baik atau mungkin tidak lebih buruk. 

Pernah terpikir tentang kebersamaan dalam sebuah perahu disungai itu. Apa benar bisa perahu? Atau hanya sebuah rakit yang rapuh? Yang akan tenggelam sebelum sempat bisa kita pijaki. Yang akan terbawa arus hanya karena tak kuat menahan beban.

Aku terus saja berpikir, walau pikiran ku sendiri tak ingin memikirkannya. Pikiran itu datang sendiri, menghampiri dan membelai-belai rongga kepala ku. Pikiran itu selalu datang, bukan setiap hari, tapi setiap detik.

Saat aku sibuk berdebat dengan pikiran dan hatiku, entah kenapa aku dapati dirimu pikiran ku dan ada bayangmu di hatiku.

1 komentar: